Hari ini, dulu
Tubuh utuh dibanting peluh
Dihunjam racun bertubi-tubi
Deru-menyeru di mulut rahim
Berjuang melawan mati di air tuba
Itulah kamu
Perihal darah membelah ranah
Meski matamu-hatiku mendaging satu
Di situ, ada rahasia yang paling kugaibkan
Hingga nanti sampai kembali asal, tak perlu kau tahu
Sekarang, nanti
Jadilah air di mata-mata kering
Usah kau pikir tentang dua kepala di atasmu
Ia sudah menjadi sepasang merpati tanpa sayap
Diterbangkan takdir menuju arah yang entah
Untukmu
Tersenyumlah lilin di sepotong nasi
Bahagialah bintang di sebungkus kardus
Dengan doa dari segala kekuatan alam, jadilah engkau orang baik di mata Tuhan
Meski bukan itu saat ini yang kau mau
Maafkan aku yang tak mungkin mampu
Blitar, 17 Oktober 2019.
Komentar
Posting Komentar