Apalah aku ini bagimu, hanya sebuah warna yang sesaat tiba sebelum matahari memejam. Sementara aku nun jauh dari pandangan matamu, berdiri di antara gemuruh angin juga hujan menderu. "Ah, rasa ini begitu siksa," kau pernah mengatakan itu, tapi bukan untukku. Aku bukan perempuan mawar itu.
Semua hal tentangmu merinai di mataku, menjadikan rintik yang tak pernah usai. Terkadang aku ingin begitu diam memahami diammu, namun jika aku begitu, "tidak seperti kamu," katamu. "Kamu itu riak bagi gelombang, sangat ceria dan penuh warna," begitulah kau memujiku jika raut kesedihan tergambar di wajahku.
Duhai Bayu, muara kesedihan terdalamku ada pada palung hatimu, dan aku tidak akan pernah menjadi sesuatu yang paling kau inginkan. Aku hanyalah perempuan sunyi yang menjadi jingga saat senja tiba. Namun aku tak ingin menjadi pemuja, begitulah egoku bicara. Sebab aku adalah pesona bagi jiwaku sendiri, yang tak ingin singgah meski langit memerah.
Musim hujan ini begitu dera "Bay, aku lelah..."
#ID
Batam, 19 Februari 2020, 16:46
Komentar
Posting Komentar