Langsung ke konten utama

Cari Buku Terbit: Input Code QRSBN

EMANGNYA ADA HAK APA | Puisi Sugiono Mpp

#pusai EMANGNYA ADA HAK APA Emangnya ada hak apa Israel mengucil Palestina Emangnya ada hak apa Putin menginvasi Ukraina Emangnya ada hak apa Uni Eropa menghakimi Rusia Emangnya ada hak apa Kalian menghadang jalan puisiku Ayo maju Kita punya hak berekspresi Ampe kiamat nanti…

SEBUAH JAWABAN | Puisi Xander Samimora

SEBUAH JAWABAN Xander Samimora Kau adalah gerimis, yang mengiris tipis-tipis rintiknya dengan begitu ritmis, berjatuhan di dada yang paling piatu; yang telah lama menelan pahitnya sisa-sisa arang waktu. Kau adalah angin, yang menjinjing dingin dengan teramat rajin, berembus di tubuh yan…

MONOLOG HATI | Puisi Jon Blitar

Monolog Hati Ini bukan lagi soal sang fajar yang mampu menaklukkan embun di ujung mimpimu. Tapi, juga tentang rasa yang mampu mengoyak selaput bening mataku. Menjadikannya seutas gigil yang terikat di semak-semak candu. Lihatlah! Daun-daun subuh sudah terbangun, tapi engkau masih terjag…

DALAM BILIK KENANG | Puisi Latiefa Al Hafidz

Dalam Bilik Kenang Latiefa Al Hafidz Kutemukan, dalam bilik kenang: Sebuah kisah, By --antara aku dan kau Berbaju canda Bertubuhkan tawa Tak ada derita! Namun, By ... semakin intens kulihat Bukan bahagia yang kudapat (Melainkan perih yang semakin melekat) Sial!  Padahal dalam bilik itu …

DIM, INGIN KUHAPUS KATA MUNGKIN | Puisi Sari Aryanto

Hujan petang tak lagi mampu gigilkan rindu. Segala rasa beku, pejal sedingin salju di akhir musim cinta kita. Dim, masihkah ada kata mungkin? Deras renyai tak mampu membasuh airmata dari mata air luka, karenamu. Pekat mengikat dalam gelumang kenang, berkubang pedar rasa sebalik gagang. …

PERTEMUAN SEPI | Puisi Djuminten

Karya : Djuminten Kau meminta sebuah pertemuan Berdua saja Sebuah restoran kecil di pinggir jalan Yosodipuran Kau duduk di bangku pojok sebelah kanan Kita duduk berhadapan Mataku menelanjangi wajahmu yang sepertinya tengah memanen musim kemarau; Kering dan berdebu Kau dan angin berseku…

KETIKA KAU MEMANGGILKU PENYAIR | Puisi Zia Novi Ristanti

KETIKA KAU MEMANGGILKU PENYAIR Zia Novi Ristanti "Aku bukan penyair, Sayang!" Aku hanyalah sepi yang riuh oleh diksi, merangkainya menjadi rindu, menjadi pilu, menjadi ranting-ranting dosa yang kerap kita patahkan di malam buta. Kau lupa? Kau yang mengajariku melolong. Menelan…