Karya : Djuminten
Kau meminta sebuah pertemuan
Berdua saja
Sebuah restoran kecil di pinggir jalan Yosodipuran
Kau duduk di bangku pojok sebelah kanan
Kita duduk berhadapan
Mataku menelanjangi wajahmu yang sepertinya tengah memanen musim kemarau; Kering dan berdebu
Kau dan angin bersekutu
Lalu tanganmu menyodorkan sebutir pilu yang baru saja menetas
Kau memintaku untuk segera membayarnya lunas
Tanpa banyak kata-kata, aku setuju dan membuka buku menu
Aku memesan semangkuk hujan, disajikan bersama hangat kenangan yang baru saja dikeluarkan dari tungku ingatan
Dan kau memesan sepiring puisi cinta dengan potongan janji kering dan taburan imajinasi
Belum tuntas makanan di hadapanmu
Kau memesan sebotol air mata dengan tambahan madu
"Pahit ini menyiksa lidahku," katamu
Aku sudah kenyang
Kutinggalkan meja bersama segala perih yang paling kucintai, bilur paling nyeri
Kau masih duduk sendiri
Kulihat dari kejauhan
Kau tampak lahap menyantap telur-telur sepi yang sengaja kutinggalkan
Dalem Solo, 15 April 2021.
Komentar
Posting Komentar