Langsung ke konten utama

Cari Buku Terbit: Input Code QRSBN

KUKETUK PINT.U MARSINAH

Karya: Sufryadi Bunyamin & Wahyu Agustin

Di depan pintu, luka tergeletak begitu saja dengan bercak darah melekat pada warna wajahmu. Masih aku ingat senyum dalam kuburmu, ia bermimpi tentang luka dan air mata. (Sufryadi)

Sementara di jalan-jalan kudengar pekik dan seruan kaum marjinal. Menyuarakan harap yang kaubawa ke liang lahat seiring tawa para penjilat. Ya, kudengar teriakan itu yang dibungkam para pengkhianat negeri ini. (Wahyu)

Ingatkah engkau, di kala sepatu mendarat pada keningmu, dengan riang ia mengulanginya sampai waktu berhenti dan kembali. Saat itu jua matahari meneteskan air matanya tepat di kelopak matamu. Rindukah engkau pada negeri yang damai dengan segala cinta tumpah pada semesta? (Sufryadi)

Aku rindu, Marsinah. Rindu kau yang sekukuh karang melawan ketidakadilan. Rindu cinta kasih ada di hati anak negeri, seperti di hatimu. Sempatkah kautitis juang padanya? Biar kujagai ia dengan segala daya sampai masa sukacita tiba, dan kutabur melati di pusaramu yang mewangi. (Wahyu)

Akan aku kenang dirimu, seperti kenanga yang tumbuh dalam matamu. Dan kusimpan cintamu sampai negeri ini mengingat lukamu. (Sufryadi)

Sampai generasi ini satu suara, dan mengucap, "Jangan biarkan api di dada Marsinah sia-sia!" (Wahyu)

Sumenep - Sidoarjo, 13 April 2020.

Komentar