Karya : Fitri Niswani
Adakah wiski yang ikut berdansa menemani sebatang angan? Aku ingin itu, segala kelam terus menikam di setiap napasku. Setidaknya aku bisa menikmati musik-musik erotis di hitam dadaku.
Di hitam yang lain, masih terdengar percakapan antara sesat dan nikmat di punggung angin. Mereka berbagi senyum juga berbagi kehangatan di antara semak-semak luka.
Dan ini, sepeluk luka masih kuteguk di gigilnya karma. Kau tahu? Semua itu adalah candu yang mencumbu di setiap sisi sepiku. Selebihnya kubutakan mata batin.
Dan di putih yang lain, mata temaram mendegup dada, menumpahkan kopi yang belum sempat kunikmati. Jika ada yang lebih dari itu, mari bersulang bersama serpihan kristal yang baru saja dikecupi dengan buncahan sesal.
Sidoarjo, 10 Februari 2018.
Komentar
Posting Komentar