Langsung ke konten utama

Cari Buku Terbit: Input Code QRSBN

LELAKI YANG MEMBELAH BULAN | Puisi Wawan Gibran FA

Oleh : Wawan Gibran FA

Separuh dari alasan telah tertutup oleh harapan. Meski hal tak mudah mencairkan malam yang begitu pekat sisakan belahan bayang.

Ingin rasanya menuntaskan cahaya yang bersembunyi itu denganmu. Namun malam-malam bukan seutuhnya milikmu. Ada mereka, orang-orang yang membutuhkan waktu melewati sepi bersamamu. Mereguk indah sunyi sampai pagi.

"Ah ... aku hanya menggenapi masa yang memangku asa, meski itu sia-sia." Walaupun bulan terlanjur kubelah untuk kuberikan padamu dan hanya senyuman lugas yang menyambutnya tanpa satu kepastian. Itu sebuah perseteruan rasa yang mendewasakan separuh cahaya.

Malammu bukanlah malam untukku. Aku hanya bias dari remang aroma tubuhmu. Terbelahnya bulan,  menemaniku menuju pemakaman.
Pagi akan ada, meski ada atau tidak  hadirmu di bibir fajar.

"Terima kasih sayang, simpan belahan bulan itu. Meski untuk menerangi langit pada gelapnya orang-orang yang datang sekadar menumpahkan pekatnya padamu."

Bojonegoro, 17 mei 2020.

Komentar