Langsung ke konten utama

Cari Buku Terbit: Input Code QRSBN

SAMPUL PUTIH | Puisi Berantai


Karya : Abigail Turtov, Triana Uchiik, Alif Nurrohmah, Idez Adhie Aksarra'as, Mahdi NS

Senin malam aku memandang lautan. Sambil memenjarakan mimpi kepada gedung-gedung putih, pabrik dan seorang pria. Sebab getaran ombak lebih petir dari cuaca dasar. Hingga memaksaku untuk lebih berdialog bahasa renungan di bibir pantai.

Malam berkabut putih, menyapu asa dalam pusara sunyi. Bertakhta jiwa terkurung belenggu, melepas temali dari simpul murung. Meliuk semilir angin menggumam rasa, berhembus sigap menerkam suasana. Jenuh terasa hingga enggan berkelana, menyusuri kisah lama yang sudah hampir punah.

Sebelum semua berlalu pergi bersamamu, setiap napasku adalah mawar mekar. Aroma indah dalam gelak tawa serta kelakar. Kini segalanya layu terbawa tetes air mataku yang mengalir setiap mengingatmu. Aku kesepian, menggigil dalam kenangan.

Ingin rasanya memaksa waktu berhenti saat itu. Kala dagumu lembut bertopang dipundakku. tenang napasmu bercerita tentang bahagia
yang bahasa manusia tak mampu mengungkapkannya.

Pada desember, di mana pepohonan menjelma rangka, mendadak banyak catatan hitam di kata-kata. Pada januari semua menguning, masih  juga pekat. Lalu, pada februari berkasih-kasihan katanya, malam merengek enggan menyapa. Wahai, makin dingin saja.

Malam menghitam, aku mulai telanjang mencari Tuhan. Di hadapan-Nya, aku menyadari bahwa segala yang kita miliki menyimpan maut sendiri-sendiri. Sementara cuaca, hanyalah anak-anak maut yang menguji ketabahan kita.

Jakarta - Wonosobo - Kebumen - Amuntai, 2020.

Komentar