Karya: Wahyu Agustin
Semenjak pergimu, lembayung kehabisan kata. Pupus sudah decak kagum atas titisan Adam Hawa yang kerap meramu rasa di bawah semburat senja.
Inilah nyenyat sebenar-benar. Betapa tiap kupindai sisi kiriku, nir ialah jawaban pasti. Hingga sepi menjadi kawan paling karib di sisa usia.
Kau adalah rumah tempat pulangku, begitu ucapmu dulu. Namun waktu telah memintas, memaksa tangan melepas genggam, mengikhlaskan engkau diiringi sedu sedan jiwa. Apatah lagi yang mesti kupinta pada Sang Cinta selain kata pulang?
Maka biar tetap kusambangi senja, sampai ayunan ini tak bertuan. Menuju keabadian, tempat sebelah jiwa menanti sambil merentang tangan.
Sebab di rumah Tuhan, cinta tak pernah kenal kata pisah.
Sidoarjo, 12 Maret 2020.
Komentar
Posting Komentar