Karya : Jon Blitar
Istirahatlah, jika engkau lelah untuk terus mengemis purnama
Pergilah, di sana bintang-bintang telah menanti di langit hitam
Sebelumnya, tuangkan anggur di pucuk pisau sebagai jamuan terakhir
Setelahnya, biarkan merahnya menemani di setiap kecup sayatan cinta
Bunga-bunga malam, adalah wanginya pembawa kedamaian
Penjemput detak-detak nadi dari sebelah kanan
Lalu, dihantarnya satu cinta yang putih menuju sunyi
Setidaknya, ambilah jantung kirinya sebagai teman dansa di sana nanti
Purnama,
Jangan cemaskan tentang ranting cemara yang ada di tangan kananmu
Atau kerlip bintang yang semakin menghitam di ujung bunga padma
Biarkan bayang-bayang suci itu duduk di hitam bola matamu
Ia akan selalu menemani bersama roh dewa-dewi cinta
Purnama,
Biarkan kemuningmu terus menguning di indah parasmu
Teruslah melingkar sempurna, agar di retak tanahku memancarkan cahaya
Menjadikan engkau dan bayangku dalam satu pangkuan di atas kama
Purnama,
Kini aku tak bisa lagi menyentuh bibir mungilmu
Atau, tak bisa lagi memelukmu dalam hangatnya cinta
Namun bayangku masih bisa memelukmu dari sisi sepi
Memberikan senyum terindah, ketika engkau bahagia
Purnama,
Anggap saja puisi ini sebagai kidung pengantar kemboja menuju peraduan
Menjemput mimpi bersama bunga-bunga malam
Aku ada di situ.
Blitar, September 2017.
Komentar
Posting Komentar