Karya : Fitri Niswani
Seorang pemuda datang ziarahi nisan di bukit serba kamboja
Pandangannya nanar memuat jarum seribu luka
Matahari tampak begitu lelah
Menyimpan bekas sayatan luka
Langit tak berhenti menangis
Bulir-bulir air matanya terus mengalir
Sejumput sesal kian menebal
Tak ada tawa, hanya tinggal nestapa
Di balik rinai tangis yang tercipta
Dia terus menggumam sendu
Mengalunkan desah pilu
Berharap mengubah gerimis menjadi pelangi
Dengan sisa cinta yang bernapas dengan doa
Ia mencoba menyeka nanah pada luka-luka yang telah ada
Namun sayang, semua telah terkubur bersama gugurnya kamboja
Kini hanya bisa menjadikan nisan itu sebagai alamat rindu
Sidoarjo, Agustus 2017.
Komentar
Posting Komentar