Karya : Putrie Mitchiko
Dan lalu kaupun berkata; tak perlu kita teriakkan rindu hingga batas langit
Di sanalah sarang halilintar, yang dalam sekejap membakar hanya dengan sekilat sinar
Kita melangkah dalam diam, bukan berarti cinta adalah noda disembunyikan
Biarlah cinta menabuh riuh genderang asmara
Dan kita tetap ikuti irama tanpa derap suara
Lalu engkau tersenyum, menunjuk pada satu titik di langit timur
Sejauh itu engkau menunggu kesadaranku
Tanpa peduli lemparan perih segurat belati, saat tuduhan menghunjam ulu hati
Sejenak jiwaku tertunduk; antara iya dan ego mencengkeram ujung emosi
Akan tetapi, kaupun haruslah tahu
Terkadang rindu ini menampar, merobek naluri hingga air mata tak terkendali
Seketika itu senyumku memudar
Maka ...
Tetaplah engkau selalu dalam sabar memahamiku.
Purwokerto, Agustus 2017.
Komentar
Posting Komentar